Custom Search

Jumat, 30 Maret 2012

Rokok, Kontroversi yang Tak Berujung

Rokok, memang tidak pernah dikenal di masa-masa awal Islam, sehingga tidak ditemukan dalil tekstual mengenainya. Karena itulah, terjadi perdebatan antar ulama mengenai hukumnya. Ada yang menyatakan boleh, makruh, bahkan ada pula yang menyatakan haram.

Polemik mengenai hal ini, misalnya, terdapat dalam karya asy-Syaukani. Ia menyatakan boleh. Alasan asy-Syaukani, karena tidak dalil yang jelas mengenai rokok, sehingga masuk ke dalam kaidah, “Pada dasarnya semua hal itu halal selagi tidak ada dalil yang menunjukkan keharamannya.”

Mengenai pendapat makruh atau haram karena rokok dianggap membahayakan, asy-Syaukani menegaskan bahwa hal tersebut bersifat subyektif yang tidak bisa dijadikan landasan hukum. “Mereka yang mengatakan rokok itu haram harus menampilkan argumennya dan tidak cukup hanya mengatakan kata ini dan itu,” sangkal asy-Syaukani.

Menanggapi pernyataan asy-Syaukani, Abul ‘Ala al-Mubarakfuri menulis dalam Tuhfatul-Ahwadzi, “Memang betul apa yang dikatakan oleh asy-Syaukani bahwa pada dasarnya setiap sesuatu adalah halal, jika tidak ada dalil akan keharamannya. Akan tetapi, perlu dicermati, jika memang benda tersebut memiliki dampak negatif secara cepat atau lambat, maka masalahnya jadi lain. Kenyataannya, makan tembakau atau menghisap asapnya memiliki akibat buruk yang cepat.”

Al-Mubarakfuri menantang untuk melakukan uji coba. “Jika masih ragu akan pengaruh negatif dari rokok, silakan makan seperempat dirham atau seperenam dirham tembakau saja. Kita akan lihat, bagaimana reaksinya. Tembakau akan membuat kepala pusing, dan pandangan mata kabur. Ini membuktikan bahwa tembakau berbahaya bagi kesehatan. Jadi, tanpa diragukan lagi rokok adalah haram karena termasuk membahayakan diri sendiri. Dan, hal itu dalam agama dilarang,” terang al-Mubarakfuri.

Di balik perdebatan dalam ranah hukum agama tersebut, ternyata, di dunia kedokteran juga masih terjadi pro dan kontra, meski tak seberapa runcing. Seorang ahli fisika nuklir dan seorang profesor biologi molekular tak percaya bahwa rokok itu berbahaya dan dapat memicu kanker. Mereka justru menemukan proses unik bahwa rokok dapat dijadikan obat kanker, autis, dan berbagai macam penyakit lainnya.

Hal tersebut terjadi karena menurutnya, asap rokok sebagai partikel nano (1/sepermiliar meter) mudah melakukan penetrasi ke membrane sel untuk menculik mercury di dalam tubuh. Karena mercury itu doyan nikotin maka ia akan pindah dari sel ke asap sehingga terjadilah proses detoks yang kemudian akan menyembuhkan pasien. (www.balur.com).

Sementara itu di Indonesia, rokok dinilai sebagai bagian dari budaya, terutama jenis kretek yang menjadi khas pertanian kita. Rokok juga dinilai memiliki andil dalam pertumbuhan ekonomi sebagai penyumbang pajak yang cukup besar dan menciptakan lapangan kerja dengan jumlah buruh yang ribuan. Gudang Garam saja mempekerjakan sekitar 42.000 buruh di kota Kediri, berarti 17% dari populasi penduduknya yang berjumlah 242.000 jiwa.

Tapi, masalahnya, rokok juga dinilai sebagai biang munculnya beberapa jenis penyakit yang dapat meningkatkan angka kematian. Konon, setiap tahun di Indonesia sebanyak 57 ribu orang meninggal karena menderita penyakit yang disebabkan asap rokok, seperti jantung, paru-paru, kanker mulut, kanker tenggorokan, dan stroke. Menurut data Badan Pengawasan Obat dan Makanan (POM) 2002, sekitar 500 ribu orang Indonesia saat ini menderita berbagai penyakit akibat rokok.

Saat ini, semakin hari semakin bertambah jumlah pecandu rokok di negeri ini. Tidak hanya pria dewasa yang sudah bekerja, namun anak-anak sekolah juga kaum wanita banyak kecanduan dengan barang yang mengandung zat nikotin ini. Sulitnya bahaya pada rokok tidak hanya menimpa kepada perokok aktif, tapi dapat menimpa pada perokok pasif.

*****

Menyikapi sebuah kontroversi memang membutuhkan kehati-hatian dan sikap arif. Terlebih pemerintah yang memiliki tanggung jawab untuk mengatur. Jangan sampai kita memecahkan masalah, tapi justru memunculkan masalah baru. Ibarat wasit di lapangan sepak bola, pemerintah sebagai pemilik kebijakan harus fair dan tidak berat sebelah. Antara rokok, ekonomi dan kesehatan harus didudukkan secara tepat sehingga menghasilkan maslahat yang umum.

Dalam hal ini, kita memang perlu membandingkan dan memikirkan kembali tentang sisi kemudaratan dan kemanfaatan dari merokok. Dua sisi pandang yang menjadi perdebatan hingga detik ini. Pro rokok menjadikan manfaat berupa pertumbuhan ekonomi sebagai tameng sedang yang kontra menjadikan mudarat pada kesehatan sebagai senjata untuk menyerang. Inilah yang menyebabkan masalah rokok menjadi sebuah persoalan publik karena terkait dengan isu kesehatan masyarakat dan kontribusi pada lapangan kerja karena kemampuan produksi rokok sebagai sumber rezeki jutaan manusia.

Memang, untuk sementara ini mudarat yang tampak dari asap rokok adalah pada kesehatan. Namun di sisi lain, harus diakui tidak sedikit sumbangan dari para pengusaha rokok. Beasiswa bagi pelajar dan mahasiswa, sponsorship program lingkungan hidup, pemberdayaan masyarakat, pembinaan atlet dan kegiatan olahraga, dan lainnya.

*****

Sebetulnya, terlepas segala pro dan kontra tersebut, larangan merokok tidak begitu masalah bila pemerintah menerapkannya secara bertahap. Tahap pertama adalah membuang aspek ketergantungan ekonomi kepada industri rokok. Industri rokok bukan satu-satunya jalan untuk menggerakkan ekonomi. Masih banyak alternatif yang bisa dilakukan.

Kedua, pemerintah harus membangun budaya hidup sehat di tengah masyarakat melalui sosialisasi dan kampanye anti-rokok. Kemudian diikuti dengan penyuluhan di beberapa tempat, khususnya di kantor-kantor desa dan pasar-pasar. Jika langkah ini efektif dan masyarakat telah sadar dengan kesehatan masing-masing maka dengan sendirinya rokok tidak akan menjadi problem yang harus diperdebatkan.

Sementara ini, sosialisasi anti-rokok hanya dilakukan melalui pemasangan poster di beberapa rumah sakit. Sedangkan iklan produk rokok demikian gencar dipromosikan di televisi, jauh lebih gencar daripada iklan anti-rokok. Jargon “Matikan rokokmu sebelum rokok mematikanmu!” tak pernah muncul di televisi. Padahal, semua orang menonton televisi, dan tidak semua orang masuk ke rumah sakit.

Langkah-langkah tersebut perlu diikuti dengan perbaikan ekonomi di segala sektor dengan cara membuka kran usaha selebar mungkin untuk mengatasi ekses yang dimunculkan saat industri rokok betul-betul melemah. Sehingga, ada banyak pilihan bagi pengusaha, petani tembakau, dan karyawan pabrik untuk mengembangkan usaha mereka, tidak menggantungkan diri pada produksi rokok.

Pada level usaha kerakyatan, birokrasi izin membuka usaha terlalu rumit sehingga melemahkan potensi rakyat untuk berkreasi dalam usaha. Akibatnya, tingkat pengangguran cenderung meningkat karena tidak adanya akses pekerjaan yang memadai. Ketika masyarakat desa eksodus ke kota dengan mengadu nasib menjadi PKL, misalnya, mereka diusir dan disita barangnya. Padahal, mereka sudah kehilangan potensi usaha di desa karena berbagai macam faktor.

Walhasil, meskipun merokok sebuah pilihan asasi manusia, tetapi tetap terbatasi oleh pilihan orang lain yang ingin bebas dari polusi rokok. Untuk itu, gerakan anti-rokok oleh sebagian masyarakat mesti didukung oleh semua pihak. Sebab, bagaimanapun, manfaat merokok sepertinya lebih kecil daripada manfaat tidak merokok. Para perokok pun sebenarnya juga mengakui bahwa merokok itu merugikan kesehatan. Hanya saja, kecanduan membuat mereka sulit melepaskan diri.

Sumber: Buletin SIDOGIRI

Selasa, 27 Maret 2012

Peringati 1 Abad KH Wahid Hasyim, Dapat Sapi

Jum’at pagi 27/05, halaman masjid Ulil Albab Pesantren Tebuireng dipenuhi oleh para santri, karyawan, dewan asatidz dan masyarakat sekitar pondok. Ada yang berpakaian olah raga dan berpakaian ala santri bersarung dan berjilbab. Sebuah panggung sederhana dan satu unit sound system berdiri tepat di depan masjid  membelakangi gerbang SMP A. Wahid Hasyim. Di atas panggung bertumpuk ratusan bingkisan yang sudah terbungkus rapi, sepeda gunung, sepeda mini dan sejumlah perlengkapan dapur. Seekor sapi yang dinaikkan sebuah truk merah datang belakangan disambut meriah dan tepuk tangan, beberapa orang berusaha menyentuhnya. Mereka mengharap mendapatkan sapi ini. Beberapa umbul-umbul juga dipasang menambah suasana semakin meriah.

Mereka sedang mengikuti jalan sehat berhadiah dan penjualan sembako murah sebagai salah satu rangkaian acara Peringatan Satu Abad KH. A. Wahid Hasyim. Panitia menyediakan 10.000 kupon gratis yang dibagi di tengah perjalanan. Hampir 75 persen kupon tersebut habis. Dibantu oleh pihak kepolisian dan beberapa anggota TNI pembagian kupon berjalan lancar dan terkendali.

Muhammad Sholeh, seorang santri Darul Falah Cukir asal Malang yang akhirnya menjadi orang yang paling beruntung. Dia mendapatkan hadiah utama seekor sapi. Dengan muka terharu menahan tangis bahagia, ia naik panggung untuk mengambil hadiah.

Disamping itu ratusan bungkus paket sembako yang berisi beras, minyak goreng dan gula dijual murah. Bertempat di lapangan basket, sebelah timur panggung utama jalan sehat, ratusan orang antri dengan tertib membeli sembako yang dijual separuh dari harga pasar tersebut.

Acara ini sepenuhnya disponsori oleh LSPT (Lembaga Sosial Pesantren Tebuireng). Lembaga Sosial yang sudah berdiri lebih kurang 4 tahun ini telah memberikan santunan ratusan anak yatim, dan kaum dhuafa’ setiap bulannya selain beasiswa dan kegiatan-kegiatan sosial lainnya seperti pengobatan gratis, sunatan massal. Diharapkan para aghniya’ akan semakin  banyak yang menyumbangkan hartanya melalui LSPT. Selain itu Grosir An-Nur juga turut membantu hadiah-hadiah menarik lainnya berupa perlengkapan pakaian.

Peringatan 1 Abad KH. A. Wahid Hasyim diperingati di banyak kota di Indonesia, Jakarta, Semarang, Yogyakarta, Medan, Makassar, Malang, Surabaya dan kota lainnya berupa seminar, sarasehan budaya, khatmil Qur'an, dan kegiatan sosial.

Di Tebuireng sendiri, 14 Mei kemarin diadakan Sarasehan Budaya bertema “Membaca Kekuatan dan Kelemahan Pesantren di Indonesia” dengan Pembicara KH. Mahmud Ali Zein (Sidogiri), Dr. Hamid Fahmy Zarkasy (Gontor), Dr. SAhiron Syamsuddin, MA. (Jogjakarta), dan Dra. Hj. Noer Chalida Badrus, M.HI. (Purwoasri).

Tanggal 22 Mei diadakan pengobatan gratis dan donor darah bekerja sama dengan PITI, IKNI, PPIT, PITI, BEC dan PMI yang diikuti oleh 1.000 pasien.

Direncanakan 8 Juni nanti bertempat di auditorium Pesantren Tebuireng juga diadakan Seminar Internasional dengan tema “The Future of Islam in the Changing World”. Menghadirkan pembicara YAGhg Tun Dr. Mahathir Mohamad (Malaysia), Gokhan Bacik (Turkey), Umar Anggoro Jenie, dan Ary Mochtar Pedju.

Sabtu, 24 Maret 2012

Duta Besar Australia Kunjungi Tebuireng

Selasa 31/06 Duta Besar Australia untuk Indonesia Greg Moriarty berziarah ke makam Abdurrahman Wahid atau Gus Dur di kompleks Pondok Pesantren Tebuireng, Ziarah tersebut merupakan salah satu rangkaian kunjungan kerja Dubes Australia di Jawa Timur.

Di kompleks makam keluarga besar Pesantren Tebuireng itu dia juga melakukan tabur bunga di atas pusara Hadratus Syeikh KH Hasyim Asy’ari dan KH A Wahid Hasyim, keduanya kakek dan ayahanda Gus Dur.

Datang beserta rombongan disambut oleh Ny. Hj. Farida Salahuddin Wahid, Lily Wahid, dan Yenny Wahid sebagai tuan rumah. KH. Salahuddin Wahid, pengasuh Pesantren Tebuireng tidak ikut menyambut karena sedang berada di Turki untuk sebuah acara.

Ny. Hj. Farida Salahuddin Wahid dalam sambutannya menyampaikan perkembangan pendidikan di Tebuireng dalam beberapa tahun belakangan. Dilanjutkan oleh Prof. . Dr. H. Haris Supratno Pembantu Rektor I IKAHA menjelaskan rencana ke depan mengubah IKAHA menjadi UNHASY dengan membuka beberapa prodi umum. Diharapkan UNHASY akan menjadi salah satu perguruan tinggi terbesar di Jawa Timur.

Dalam acara tersebut juga dilakukan dialog tentang keislaman dan pondok pesantren di ndalem kasepuhan Tebuireng. Hadir dalam pertemuan tersebut KH. Cholil Dahlan (Peterongan), Ny. Hj. Zainab Shohib (Denanyar), KH. Isrofil Amar (PCNU Jombang), Sekda Pemkab Jombang dan beberapa tokoh masyarakat lainnya.

Disinggung pula peluang kerjasama dalam bentuk beasiswa santri berpestrasi ke Australia. Selama ini pemerintah Australia sudah memberikan bantuan lebih kurang 1.500 madrasah di Indonesia.

Rabu, 21 Maret 2012

Pesantren Hadapi Tantangan Berat

Problem di masyarakat modern sudah sangat kompleks.

JOMBANG-Pondok pesantren (ponpes) sebagai lembaga pendidikan dinilai masih lemah dalam menghadapi tantangan global. Hal itu membuat pesantren jarang mencetak lulusan yang tak hanya ahli agama, tetapi juga berwawasan luas serta karismatik.

"Problem di masyarakat sudah sangat kompleks, seperti gerakan radikal dan liberalisasi yang berasal dari luar pesantren. Untuk hadapi tantangan dari luar ini, pesantren masih berat," ujar Pengasuh Ponpes Pascasarjana Nawasea Yogyakarta, Sahiron Syamsudin, Sabtu (14/5).

Pernyataan tersebut disampaikan Sahiron dalam "Sarasehan Budaya Membaca Kekuatan dan Kelemahan Pesantren di Indonesia" di Ponpes Tebuireng Jombang, pimpinan KH Salahuddin Wahid. Turut hadir sebagai pembicara Pengasuh Ponpes Salaf Sidogiri, Mahmud Ali Zein; Ketua Program Kaderisasi Ponpes Modern Gontor, Hamid Fah-my Zarkasyi; dan Pengasuh Al Hikmah Purwoasri Kediri, Noer Chalida Badrus.

Menurut Sahiron, pesantren sulit menghadapi tantangan tersebut lantaran ku-rang merespons perkembangan pengetahuan dan teknologi. Hal ini membuat pesantren sulit memperoleh informasi. "Akibatnya sedikit alumni yang ahli agama, karismatik, dan mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan," ungkapnya.

Parsial

Kedalaman ilmu pengetahuan di pesantren dinilainya masih bersifat parsial. Akibatnya, wawasan para alumni cenderung tidak luas. "Pesantren tidak harus mengajarkan mazhab agamanya saja agar alumni berwawasan luas," ujarnya.

Selain itu, terhambatnya akses ilmu pengetahuan pesantren terjadi lantaran minimnya fasilitas perpustakaan serta kegiatan penelitian. Akibatnya, perkembangan masalah di masyarakat pun hanya ditangkap berdasarkan asumsi. "Pesantren juga masih minim bahasa asing selain Arab," imbuhnya.

Meski demikian, pesantren masih memiliki kekuatan yang bisa dikembangkan. Dia menilai pesantren memiliki kekuatan dalam integritas moral para santri. "Ini yang tidak boleh ditinggalkan dalam pesantren," kata Sahiron.

Hamid Fahmy Zarkasyi menambahkan, jenjang pendidikan di pesantren yang tidak sampai ke tingkat perguruan tinggi (PT) membuat tantangan global sulit dihadapi. Ketiadaan PT dalam pesantren membuat alumnimeneruskan pendidikan di luar. "Tanpa bekal ajaran Islam yang kuat, bisa terpengaruh ide-ide bertentangan dengan Islam.d

Dunia saat jni, dinilainya menghadapi tantangan de-konstruksi pemikiran. Pemikiran teroris merupakan ide dari luar pesantren yang dimasukkan ke pemikiran alumni. "Tidak ada ponpes yang ajarkan buat bom. Kalau ada pemikiran radikal seperti teroris, itu pasti dari luar," ujarnya.

Kualitas santri putri

Selain tantangan global, pesantren juga dihadapkan pada masalah kaderisasi. Regenerasi kiai tidak mudah disiapkan oleh pesantren.

Sementara itu, Noer Chalida Badrus mengatakan, permasalahan di pesantren putri lebih kompleks lagi. "Kitab yang dipelajari santri laki-laki tak sampai dipelajari santri perempuan."

Dia menerangkan, dalam pesantren salaf, pendidikan perempuan kebanyakan tak sampai tingkat aliyah (SMA). "Untuk pesantren semisalaf, pendidikan fokus pada sekolah formal. Kalau formal selesai, ajaran agama tak diteruskan."

Untuk menghadapi tantangan, kata Mahmud, pesantren harus dikelola dengan manajemen profesional dan terbuka. Komunikasi antarpesantren perlu dijalin untuk saling dukung dalam merespons kebutuhan masyarakat. cOl ed nina chairani

Sumber: http://koran.republika.co.id

Minggu, 18 Maret 2012

KURMA (Kandungan dan Khasiatnya) bagian II

Kurma (Phoenix dactylifera L.) merupakan tanaman tertua yang dibudidayakan manusia. Tanaman ini banyak tersebar di Timur Tengah dan Afrika Utara. Tanaman ini memiliki peranan penting dalam kehidupan ekonomi dan sosial masyarakat di daerah kering dan semi-kering di dunia. Banyak orang yang percaya akan khasiat buah dari tanaman kurma untuk kesehatan.

Menurut Khanavi et al. (2009), Iran memberikan kontribusi sebanyak 21% dari produksi buah kurma seluruh dunia pada tahun 2006, yaitu sebanyak 918.000 metrik ton buah kurma. Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik (BPS), Indonesia mengimpor buah kurma sebanyak 11,5 juta kg pada tahun 2005 dengan nilai 4,3 juta US$, kemudian bertambah menjadi 13,3 juta kg pada tahun 2006 dengan nilai 7,6 juta US$. Komoditi buah kurma tersebut berada pada urutan ke delapan dalam data impor utama buah-buahan Indonesia pada tahun 2005 - 2006.

Menurut Al-Shahib dan Marshall (2003), buah kurma mengandung karbohidrat (44 – 88% total gula), 0,2 - 0,5% lemak, dan 2,3 - 5,6% protein. Buah kurma juga banyak mengandung vitamin.

Vitamin C berfungsi untuk meningkatkan kekebalan tubuh dan mencegah berbagai penyakit. Vitamin C juga bertindak sebagai antidote untuk penyakit pilek dan flu. Riboflavin (vitamin B2) dan niasin berfungsi membantu melepaskan tenaga dari makanan yang sudah kita konsumsi. Niasin juga baik untuk memelihara kulit kita. Tiamin (Vitamin B1) befungsi membantu melepaskan tenaga dari karbohidrat. Selain baik untuk kesehatan mata, Vitamin A juga baik untuk kesehatan kulit.

Buah kurma banyak mengandung mineral. Menurut Sahari et al. (2007), mineral yang paling banyak terkandung pada buah kurma adalah Natrium (Na), Magnesium (Mg), Kalium (K), dan Kalsium (Ca).

Mineral-mineral tersebut dibutuhkan oleh tubuh. Kandungan mineral terbesar yang terkandung pada buah kurma adalah Kalium. Kalium sangat baik untuk jantung dan pebuluh darah. Kalium berfungsi untuk membuat denyut jantung menjadi teratur, mengaktifkan kontraksi otot, dan menstabilkan tekanan darah. Kalium yang tinggi juga dapat menurunkan resiko serangan stroke.

Buah kurma juga banyak mengandung serat pangan (dietary fiber), yaitu sebesar 6,4 - 11, 5% (Al-Shahib dan Marshall, 2003). Mengkonsumsi serat tinggi maka akan lebih banyak asam empedu, sterol, dan lemak yang dikeluarkan bersama feses, selain itu serat dapat mencegah terjadinya penyerapan kembali asam empedu, kolesterol, dan lemak (Winarno, 1997). Asupan makanan berserat yang rendah dapat bersiko terserang kanker usus besar, penyakit jantung, diabetes, dan gangguan lainnya.

BIJI KURMA

Selain buah, ternyata biji kurma juga memiliki potensi yang baik untuk panganan yang sehat. Di negara timur tengah sudah banyak yang meneliti kandungan dari biji kurma. Menurut Hamada et al. (2002), biji kurma potensial digunakan sebagai bahan pangan bagi manusia. Hal tersebut dapat terlihat dari komposisi yang terkandung pada biji kurma. Biji kurma mengandung 71,9 - 73,4 % karbohidrat, 5 - 6,3 % protein, dan 9,9 - 13,5 % lemak.

Menurut Ali-Mohamed dan Khamis (2004), biji kurma mengandung banyak mineral, seperti natrium (Na), kalium (K), magnesium (Mg), kalsium (Ca), ferum atau besi (Fe), mangan (Mn), zinc (Zn), cuprum (Cu), nickel (Ni), cobalt (Co), dan cadmium (Cd). Ion mineral yang paling banyak terkandung pada biji kurma sama dengan yang terkandung pada buah kurma, yaitu kalium (K), magnesium (Mg), dan natrium (Na).

Biji kurma juga banyak mengandung serat pangan (dietary fiber) dan antioksidan. Antioksidan merupakan sebutan untuk zat yang berfungsi melindungi tubuh dari serangan radikal bebas. Zat ini sangat besar peranannya pada manusia untuk mencegah terjadinya penyakit. Antioksidan melakukan semua itu dengan cara menekan kerusakan sel yang terjadi akibat proses oksidasi radikal bebas.

Referensi

-Al-Shahib W dan Marshall RJ. 2003. The fruit of the date palm: its possible use as the best food for the future. International Journal of Food Sciences and Nutrition 54 (4): 247 – 259.

-Ali-Mohamed AY dan Khamis AS. 2004. Mineral ion content of the seeds of six cultivars of Bahraini date palm (Phoenix dactylifera). Journal of Agricultural and Food Chemistry 52: 6522 – 6525.

-Hamada JS, Hashim IB, dan Sharif FA. 2002. Preliminary analysis and potential uses of date pits in foods. Food Chemistry 76: 135 – 137.

-Khanavi M, Saghari Z, Mohammadirad A, Khademi R, Hadjiakhoondi A, dan Abdollahi M. 2009. Comparison of antioxidant activity and total phenols of some date varieties. DARU – Jaournal of Faculty of Pharmacy, Tehran university of Medical Sciences 17 (2): 104 – 108.

-Sahari MA, Barzegar M, dan Radfar R. 2007. Effect of varieties on the composition of dates (Phoenix dactylifera L.) - Note. Food Science and Technology International 13: 269 – 275.

-Winarno FG. 1997. Kimia Pangan dan Gizi. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama.

Kamis, 15 Maret 2012

KURMA dan MANFAATNYA Bagian I

Kurma kaya akan kandungan phospate, boron, pottasium dan calcium. Kadar besi dalam kurma mengatur pembentukan hoemoglobin pada sel darah merah dan mencegah anemia, terutama pada ibu hamil. Calcium dan phostpate adalah komponen penting untuk mengatur kepadatan tulang pada anak-anak. Kadar energy yang tinggi pada kurma cocok untuk olahragawan dan pekerja berat. Kurma juga mengandung mineral dan vitamin yang dibutuhkan tubuh. Manfaat dan Kegunaan : Efektif Meningkatkan Kadar Trombosit Bagi Penderita Demam Berdarah Dengue (DBD).

Buah kurma dalam AI-Qur'an dan Sunnah Nabi adalah makanan yang sangat baik yang diandalkan sejak zaman para Nabi dulu. Didalam Al-Qur'an kurma disebut sebanyak 24 kali antara lain dalam surat Maryam ayat 25-26 yaitu ketika maryam akan melahirkan putranya Nabiyulloh 'Isa'Alaihi Salam. Allah SWT memerintahkan beliau untuk menggoyangkan pohon kurma yang menjadi sandarannya kemudian beliau diperintahkan makan buah kurma yang jatuh didekatnya, maka sejak saat itu buah kurma merupakan makanan terbaik dan obat yang sangat mujarab bagi ibu hamil dan pasca melahirkan dari zaman kezaman.

Kandungan dalam 100 gram kurma :
> Kartohidrat 75 gr Asam Folic 5,4 mikrog
> Fiber/serat 2,4 gr Mineral kalium 52 mg
> Protein 2,35 gr Magnesium 50 mg
> Lemak 0,43 gr Tembaga/cofper 2,4 mg
> Vitamin A 90 IU Sulfur 14,7 mg
> Vitamin B1 93 mg Besi 1,2 mg
> Vitamin B2 144 mg Zink 1,2 mg
> Vitmin C 6,1 mg Fosfor 63 mg
> Asam nikonat 2,2 mg Energi 323/100 gr

Berikut ini penjelasan singkat tentang Kandungan Kurma

(1) MEMILIKI AKTIFITAS SEPERTI ASPIRIN

    * Selain kalium yang berguna bagi kesehatan jantung dan pembuluh darah, kurma juga mengandung salisilat. Zat yang dikenal sebagai bahan baku aspirin, obat pengurang atau penghilang rasa sakit dan demam.
    * Berdasarkan hal itu para pakar mengharapkan, dosis rendah salisilat dalam makanan yang di konsumsi secara kontinyu bisa juga meredakan sakit kepala.

(2) KOMPOSISI GIZI

    * Nilai gizi yang jadi andalan utama kurma adalah kandungan karbohidrat sederhananya alias gulanya yang tinggi. Kebanyakan varietas kurma mengandung gula glukosa (jenis gula yang ada dalam darah) atau fruktosa (jenis gula yang terdapat dalam sebagian besar buah-buahan).
    * Namun ada satu varietasnya yang bernama Deglet Noor yang tumbuh di Kalifornia hanya mengandung gula sukrosa (dikenal juga sebagai gula pasir).
    * Sebagian besar zat gula yang terdapat pada kurma sudah diolah secara alami dan tidak berbahaya bagi kesehatan. Seperti halnya gula pada buah-buahan yang dinamai fruktosa, zat ini mudah dicerna dan mudah dibakar oleh tubuh.
    * Dengan demikian akan menghasilkan tenaga yang tinggi, tanpa mempersulit tubuh untuk mengolah, mencerna dan menjadikannya sebagai gizi yang baik.
    * Itu sebabnya mengapa kurma dianggap sebagai buah yang ideal untuk hidangan berbuka puasa ataupun sahur. Segelas air yang mengandung glukosa, menurut Dr. David Conning, Direktur Jenderal British Nutrition Foundation, akan diserap tubuh dalam 20-30 menit.
    * Tetapi gula yang terkandung dalam kurma baru habis terserap dalam tempo 45-60 menit. Makanya orang yang makan kurma cukup banyak pada waktu sahur akan menjadi segar dan tahan lapar, sebab bahan pangan ini juga kaya akan serat.
    * Keunggulan kurma lainnya, mengandung berbagai vitamin penting. Seperti vitamin A, tiamin dan riboflavin dalam jumlah yang bisa diandalkan, serta niasin dan kalium dalam jumlah yang sangat andal. Selain itu buah ini juga memuat berbagai zat gizi lainnya, seperti zat besi, vitamin B1, asam nikotinat, serta serat (bukan zat gizi) dalam jumlah memadai.
    * Zat gizi berfungsi membantu melepaskan energi, menjaga kulit dan saraf agar tetap sehat, serta penting untuk fungsi jantung. Kurma juga mengandung banyak mineral penting seperti magnesium, potasium dan kalsium yang sangat diperlukan oleh tubuh.
    * Serat yang terdapat dalam kurma berfungsi melunakkan usus dan mengaktifkannya, yang secara alami bisa mempermudah buang air besar. Dalam kurma juga terkandung semacam hormon (potuchsin) yang bisa menciutkan pembuluh darah dalam rahim; sehingga dengan demikian bisa mencegah terjadinya pendarahan rahim

Senin, 12 Maret 2012

Mengenal lebih jauh tentang Hisab-Ruhyah di Indonesia

Beberapa pemikiran hisab rukyah yang ada di Indonesia adalah :

   1. Pemikiran hisab rukyah “Mazhab” Tradisional ala Islam Jawa, Pemikiran ini sering disebut dengan pemikiran “Aboge” atau “Asapon” yakni cara penentuan awal ramadan, Syawal dan Dulhijjah dengan bersandarkan pada perhitungan tahun Jawa lama (khuruf Aboge atau khuruf Asapon) dan rukyatul hilal (observasi dengan mata telanjang saat tenggelamnya matahari). Dalam pemikiran “Aboge” ada beberapa prinsip utama, yakni: Pertama, prinsip penentuan tanggal selain berdasarkan kalender Hindu-Muslim-Jawa, adalah “dina niku tukule enjing lan ditanggal dalu” (hari itu lahirnya pagi dan diberi tanggal malam harinya) . Kedua, bahwa jumlah hari dari bulan puasa menurut cara perhitungan “Aboge” selalu genap 30 hari, tidak pernah 29 hari seperti pada cara perhitungan hari Falak (versi pemerintah). Adapun istilah “Aboge” dapat dirinci bahwa “a” berasal dari alip, salah satu dari delapan tahun siklus windu; “bo” mengacu pada rebo (hari Rabu); dan “ge” berasal dari wage, salah satu dari hari pasaran yang lima. Ini berarti bahwa tahun alip selalu dimulai pada hari Rabu Wage, dengan mengetahui ini maka akan dapat menghitung hari jatuh riyaya (hari lebaran) setiap tahun. Cara yang lebih singkat adalah mengambil hari permulaan tahun (1 sura) dan menggunakan rumus “waljiro”. “Wal” adalah bulan Syawal, “ji” berarti tanggal siji (satu), dan “ro” adalah berarti loro (dua), yaitu hari pasarannya. Ini berarti bahwa hari lebaran jatuh pada tanggal 1 Syawal dihitung dengan menghitung satu dari hari mingguan dan dua dari hari pasaran pada permulaan tahun. Misalnya, kalau permulaan tahun itu Ehe, dan tanggal 1 Sura pada hari Ngahad Pon, maka hari lebaran akan jatuh pada hari Ngahad Wage. Ketiga, penentuan awal bulan puasa dan awal bulan Syawal digunakan istilah ”pletek” yang berarti terbukti atau semua masyarakat telah melihat bulan dengan mata telanjang, sebagaimana dasar dari hadis-hadis hisab rukyah. Namun jika ditilik dari perjalanan historis pemikiran hisab rukyah “mazhab” Tradisional ala Islam Jawa, ternyata berasal dari pemikiran hisab rukyah (kalender) Saka yang diperbaharui oleh sultan agung hanyokrokusumo yakni disesuaikan dengan perhitungan lunar (qamariyah) tidak lagi menggunakan sistem perhitungan solar (syamsiyyah). peralihan tersebut terjadi pada tanggal 1 sura tahun alip 1555 (tahun jawa) yang bertepatan dengan tanggal 8 juli 1633 m yakni hari jum’at legi. dari tahun 1633 m sampai sekarang, kalender ini sudah tiga kali mengalami penyesuaian kalender, sehingga sampai sekarang sudah mengalami perubahan empat kali dasar permulaan awal tahun yakni mulai dengan pemikiran hisab rukyah “ajumgi” (tahun alip mulai pada hari jum’at legi), kemudian “akawon” (tahun alip mulia pada hari kamis kliwon), kemudian “aboge” (tahun alip mulai pada hari rebu wage), kemudian “asapon” (tahun alip mulai pada hari selasa pon). metode yang terakhir inilah (pemikiran “asapon”) yang sampai sekarang ini dipegangi oleh mayoritas umat islam jawa (kejawen) terutama di kalangan lingkungan kraton yogyakarta. Melihat realita tersebut, nampak bahwa sampai saat ini ternyata tidak hanya pemikiran “Aboge” saja yang hidup di masyarakat sebagaimana dikatakan Andy Ahmad Zaelany dalam penelitiannya di dusun Golak desa Genteng, Ambarawa. Namun pemikiran “Asapon” yang nota bene pemikiran hisab rukyah “Mazhab” Tradisional yang terbaru juga hidup di masyarakat. Malahan menurut perhitungan kalender Jawa, pemikiran “Aboge” sudah harus diganti dengan pemikiran “Asapon”, tapi dalam dataran realitas ternyata pemikiran “Aboge” masih berlaku juga di kalangan umat Islam Jawa sebagaimana tersebut di atas. Berangkat dari pemikiran tersebut penulis berasumsi bahwa tidak menutup kemungkinan pemikiran-pemikiran yang lain yakni “Akawon” dan “Ajumgi” juga masih berlaku di masyarakat Jawa (Kejawen), hanya saja sampai saat ini penulis belum menemukan jejak pemberlakuanya di masyarakat.

   2. Pemikiran hisab rukyah “mazhab” Rukyah. Dalam wacana hisab rukyah di Indonesia, “mazhab” rukyah ini selalu diidentikkan dengan pemikiran hisab rukyah Nahdlatul Ulama. Namun pengidentikkan ini kiranya tidak dapat diterima seratus persen kebenarannya. Karena pada dasarnya dalam “mazhab rukyah” terdapat beberapa “mazhab-mazhab” kecil yang mempunyai perbedaan-perbedaan yang prinsipil, dan Nahdlatul Ulama sendiri termasuk salah satu dari “mazhab” kecil tersebut. “mazhab-mazhab” kecil tersebut muncul karena adanya perbedaan pemahaman term rukyah. Di antaranya dalam hal : a. Dalam pemahaman mathla’ . Ada yang berpendapat bahwa hasil rukyah di suatu tempat berlaku untuk seluruh dunia. Dengan argumentasi bahwa hadis-hadis hisab rukyah khithabnya ditujukan pada seluruh umat Islam di dunia, tidak dibedakan oleh perbedaan geografis dan batas-batas daerah kekuasaan. Pemikiran inilah yang terkenal dengan “Rukyah Internasional” yang dipegang oleh Komisi Penyatuan Kalender Hijriyyah Internasional, di mana dalam konteks ke-Indonesia-an adalah kelompok Hizbut Tahrir.

   3. Pemikiran hisab rukyah “mazhab” hisab. Sebagaimana dalam pemikiran “mazhab” rukyah, dalam “mazhab” hisabpun terdapat ragam pemikiran “mazhab-mazhab” kecil sebagai dampak dari adanya perbedaan sistem yang dipakai atau yang dipegangi. Di Indonesia sistem hisab yang berkembang pada dasarnya banyak sekali, hanya saja jika ditilik dari dasar pijakannya terbagi dalam dua macam yakni hisab urfi dan hisab hakiki . Hisab urfi dalam konteks ke-Indonesia-an sebagaimana dalam pemikiran hisab rukyah “mazhab” tradisional ala Islam Jawa yang terekam dalam sistem “Aboge” dan sistem ”Asapon”. Sedangkan mengenai hisab hakiki dapat dipilah pada pendirian yang mendasarkan pada ijtima’ yakni sistem yang berpendapat bahwa hakekat bulan Qamariyah itu dimulai sejak terjadinya ijtima’. Dalam kalangan pemikir hisab terkenal dengan istilah “Ijtima’un Nayyirain Isbatun Bainasy-syahrain”, yang sesuai dengan ketentuan astronomi bahwa konjungsi merupakan batas antar dua lunar months. Oleh karena ijtima itu hanya terjadi sekali dalam sebulan dan tidak ada hubungannya dengan tempat-tempat di muka bumi, maka saat ijtima dialami secara berlainan menurut perhitungan waktu setempat. Ijtima bisa terjadi pada pagi hari pada suatu tempat, yang dalam waktu bersamaan saat itu sedang siang hari atau malam hari di tempat lain. Oleh karena itu dalam prakteknya awal bulan Qamariyah ditetapkan berdasarkan ijtima yang terjadi sebelum matahari terbenam atau sebelum tengah malam, atau sebelum terbit fajar, sesuai dengan perbedaan pandangan tentang kapan dimulainya hari. Inilah sistem yang dipakai oleh Muhammad Manshur dalam karya monumentalnya “Sullamun Nayyirain”. Di mana sampai sekarang mengkristal dalam “mazhab” kecil yakni mazhab (kalender) Manshuriyyah, yang banyak dikiblat oleh kalangan hasib-hasib Jawa Timur. Sistem hisab yang mendasarkan pada posisi hilal, yakni penentuan awal bulan Qamariyah tidak hanya didasarkan pada ijtima’ melainkan harus diperhatikan posisi hilal di atas ufuk saat terbenam setelah terjadinya ijtima’ .

  Dalam sistem ini terbagi menjadi tiga yakni :

    * Sistem yang berpedoman pada ufuk hakiki yakni ufuk yang berjarak 90 derajat dari titik zenith. Prinsip utama dalam sistem ini adalah sudah masuk bulan baru, bila hasil hisab menyatakan hilal sudah di atas ufuk hakiki (positif) walaupun tidak imkanurrukyah. Sehingga sistem ini dikenal dengan sistem hisab wujudul hilal sebagaimana prinsip yang dipegang Muhammadiyah secara institusi.
    * Sistem yang berpedoman pada ufuk mar’i yakni ufuk hakiki dengan mempertimbangkan refraksi (bias cahaya) dan tinggi tempat observasi, sebagaimana pendapat yang dipegang oleh Kalender Menara Kudus.
    * Sistem yang berpedoman pada imkanurrukyah dalam posisi hilal sudah wujud di atas ufuk hakiki atau mar’i, maka awal bulan Qamariyah masih tetap belum dapat ditetapkan, kecuali apabila hilal sudah mencapai posisi yang dinyatakan dapat dilihat

Mengenai sistem imkanurrukyah, pada bulan maret 1998 para ulama ahli hisab dan rukyah dan para perwakilan organisasi masyarakat islam mengadakan musyawarah kriteria imkanurrukyah untuk indonesia. di mana keputusan musyawarahnya baru dihasilkan pada tanggal 28 september 1998. keputusannya adalah :

   1. penentuan awal bulan qamariyah didasarkan pada sistem hisab hakiki tahkiki dan atau rukyah .
   2. penentuan awal bulan qamariyah yang terkait dengan pelaksanaan ibadah mahdhah yaitu awal ramadan, syawal dan awal dulhijjah ditetapkan dengan memperhitungkan hisab hakiki tahkiki dan rukyah.
   3. kesaksian rukyah dapat diterima apabila ketinggian hilal 2 derajat dan jarak ijtima ke ghurub matahari minimal 8 jam.
   4. kesaksian rukyah hilal dapat diterima apabila ketinggian hilal kurang dari dua derajat maka awal bulan ditetapkan berdasarkan istikmal.
   5. apabila ketinggian hilal 2 derajat atau lebih, awal bulan dapat ditetapkan.
   6. 6. kriteria imkanurrukyah tersebut di atas akan dilakukan penelitian lebih lanjut.
   7. menghimbau kepada seluruh pimpinan organisasi kemasyarakatan islam mensosialisasikan keputusan ini.
   8. Dalam melaksanakan isbat, pemerintah mendengarkan pendapat-pendapat dari organisasi kemasyarakatan Islam dan para ahli.

Wallahu A’lam bishshowab
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...

Jadwal Sholat Indonesia