Sesuai hitungan kalender Hijriah 6 Rajab 1432 H. atau 8 Juni 2011 M. akan diadakan peringatan 1 abad KH. Abdul Wahid Hasyim. Serangkaian acara akan digelar. Diantaranya adalah film dokumenter perjalanan KH.A.Wahid Hasyim yang merupakan tokoh nasional. Ayahanda KH. Abdurrahman Wahid (Gus Dur) yang juga merupakan putra pertama KH. M. Hasyim Asy’ari pendiri NU dan Pesantren Tebuireng.
Terhitung dari tadi pagi pembuatan film di Pesantren Tebuireng dimulai, kesibukan sutradara dan kru pembuat film menarik perhatian para santri dan peziarah. Nampak beberapa santri juga dilibatkan untuk menjadi artis dadakan maupun pemeran figuran.
Sebagaimana dilansir beberapa media, di Aula Departemen Agama Jakarta, Jumat (8/4/2011), persiapan peluncuran film yang diberi judul “Cahaya dari Timur” ini dibuka oleh KH. Salahuddin Wahid atau Gus Sholah.”Secara hitungan Hijriah genap 100 tahun KH.A.Wahid Hasyim dan rangkaiannya akan banyak dilakukan dengan berbagai kegiatan,seperti bedah buku, film dan tokoh intelektual menulis mengenai Wahid Hasyim,” ujar Gus Sholah
Menurut KH. Salahuddin Wahid, Panitia Pusat 1 Abad KH Abdul Wahid Hasyim akan mengadakan serangkaian kegiatan di tiga bidang yaitu Keagamaan, Kajian Pemikiran dan Aktivitas Sosial yang dipusatkan di beberapa kota besar di tanah air antara lain Jakarta, Medan, Semarang, Yogyakarta, Surabaya, Malang, Jombang, Makasar.
Film dokumenter yang sedang digarap ini mengisahkan perjalanan KH. A.Wahid Hasyim dan karya yang mengungkapkan siapa Wahid Hasyim. Pembuatan Film dilaksanakan oleh Enje Movie dengan sutradara Ismail Sofyan Sani dan Anto Santoso. Pemerannya Gus Sholah, Elmanik,Acha Septriasa, Rahel Amanda, Revalina S dan Reza Rahardian.
Aisyah Hamid Baidlowi salah satu keluarga besar Wahid Hasyim mengucapkan banyak terimakasih atas pembuatan film dokumenter yang mengisahkan perjalanan KH.A.Wahid Hasyim.”Meski tidak banyak meninggalkan tulisan, namun pemikiran beliau banyak dikutip berbagai media pada masanya. Beliau yang mengusulkan perjalanan haji oleh swasta dan mencetak Al Quan sendiri di Indonesia,”ujar Aisyah.
Mantan Menteri Agama yang juga pahlawan nasional ini merupakan tokoh yang membuka jembatan ilmu umum dan ilmu agama sebagai satu kesatuan, sehingga tidak ada lagi dikotomi antara ilmu agama dan ilmu umum.
Demikian dikemukakan Ketua Mahkamah Konstitusi Mahfud MD pada peringatan 1 Abad KH. A. Wahid Hasyim di Sasana Amal Bhakti Kementerian Agama, Jakarta, Jumat sore (8/4). Peringatan tersebut ditandai launching film dokumenter KH A. Wahid Hasyim "Cahaya dari Timur." (Diolah dari beberapa sumber)
Terhitung dari tadi pagi pembuatan film di Pesantren Tebuireng dimulai, kesibukan sutradara dan kru pembuat film menarik perhatian para santri dan peziarah. Nampak beberapa santri juga dilibatkan untuk menjadi artis dadakan maupun pemeran figuran.
Sebagaimana dilansir beberapa media, di Aula Departemen Agama Jakarta, Jumat (8/4/2011), persiapan peluncuran film yang diberi judul “Cahaya dari Timur” ini dibuka oleh KH. Salahuddin Wahid atau Gus Sholah.”Secara hitungan Hijriah genap 100 tahun KH.A.Wahid Hasyim dan rangkaiannya akan banyak dilakukan dengan berbagai kegiatan,seperti bedah buku, film dan tokoh intelektual menulis mengenai Wahid Hasyim,” ujar Gus Sholah
Menurut KH. Salahuddin Wahid, Panitia Pusat 1 Abad KH Abdul Wahid Hasyim akan mengadakan serangkaian kegiatan di tiga bidang yaitu Keagamaan, Kajian Pemikiran dan Aktivitas Sosial yang dipusatkan di beberapa kota besar di tanah air antara lain Jakarta, Medan, Semarang, Yogyakarta, Surabaya, Malang, Jombang, Makasar.
Film dokumenter yang sedang digarap ini mengisahkan perjalanan KH. A.Wahid Hasyim dan karya yang mengungkapkan siapa Wahid Hasyim. Pembuatan Film dilaksanakan oleh Enje Movie dengan sutradara Ismail Sofyan Sani dan Anto Santoso. Pemerannya Gus Sholah, Elmanik,Acha Septriasa, Rahel Amanda, Revalina S dan Reza Rahardian.
Aisyah Hamid Baidlowi salah satu keluarga besar Wahid Hasyim mengucapkan banyak terimakasih atas pembuatan film dokumenter yang mengisahkan perjalanan KH.A.Wahid Hasyim.”Meski tidak banyak meninggalkan tulisan, namun pemikiran beliau banyak dikutip berbagai media pada masanya. Beliau yang mengusulkan perjalanan haji oleh swasta dan mencetak Al Quan sendiri di Indonesia,”ujar Aisyah.
Mantan Menteri Agama yang juga pahlawan nasional ini merupakan tokoh yang membuka jembatan ilmu umum dan ilmu agama sebagai satu kesatuan, sehingga tidak ada lagi dikotomi antara ilmu agama dan ilmu umum.
Demikian dikemukakan Ketua Mahkamah Konstitusi Mahfud MD pada peringatan 1 Abad KH. A. Wahid Hasyim di Sasana Amal Bhakti Kementerian Agama, Jakarta, Jumat sore (8/4). Peringatan tersebut ditandai launching film dokumenter KH A. Wahid Hasyim "Cahaya dari Timur." (Diolah dari beberapa sumber)