Begitu masuk halaman Pesantren Tebuireng nampak darah berceceran, ratusan santri bergerombol mengerumuni sesuatu. Banyak orang dewasa memegang pedang dan pisau yang tajam. Begitu diteriakkan “Allahu Akbar” darah pun kembali muncrat dari leher sapi dan kambing. Yah, itulah penyembelihan hewan kurban yang dilaksanakan di depan gedung KH. M. Yusuf Hasyim yang baru diresmikan 3 hari yang lalu.
Setelah melaksanakan shalat Idul Adha hari ini, 17/11/2010 Panitia Kurban nampak sibuk menyiapkan hewan-hewan yang akan disembelih. Acara dibuka oleh KH. Salahuddin Wahid yang ditandai dengan penyerahan pisau yang akan dipakai menyembelih kepada H. Masykur yang mendapat tugas untuk menyembelih. Diharapkan daging hewan kurban kali ini bisa sampai ke tangan mereka yang berhak menerimanya. Beberapa hari yang lalu Pesantren Tebuireng sudah memberikan bantuan ke korban gunung merapi melalui LSPT (Lembaga Sosial Pesantren Tebuireng) yang diantar secara langsung. Lebih kurang senilai Rp. 50 juta. Demikian di antara yang disampaikan oleh Gus Sholah.
Panitia kali ini bekerjasama dengan LSPT menyembelih 15 ekor sapi dan 10 ekor kambing. Hal ini menunjukkan Pesantren Tebuireng semakin mendapat kepercayaan dari masyarakat untuk menyalurkan hewan kurban, karena dari tahun ke tahun jumlahnya semakin meningkat. Lebih dari 3.000 kupon diedarkan kepada masyarakat. Untuk menjaga ketertiban mereka akan datang ke Tebuireng secara bergelombang dengan waktu yang sudah ditentukan panitia. Penyembelihan akan dilakukan dalam 3 tahap (hari).
Nyate Bareng Santri
Sementara itu di belakang nampak ribuan santri sedang asyik membakar sate bareng-bareng. Dengan penuh antusias dan bergembira mereka membakar sate meskipun harus berjibaku dengan asap yang tidak menentu arahnya. Hari ini Tebuireng penuh dengan asap. Nampak semacam kuliner ala santri, ada yang hanya berbekal sebotol kecap dan kipas dan sekali mengusap keringat di wajah karena kepanasan. “Nanti saya kalau pulang akan jualan sate di rumah” teriak seorang santri, entah serius atau hanya bercanda.
Setelah melaksanakan shalat Idul Adha hari ini, 17/11/2010 Panitia Kurban nampak sibuk menyiapkan hewan-hewan yang akan disembelih. Acara dibuka oleh KH. Salahuddin Wahid yang ditandai dengan penyerahan pisau yang akan dipakai menyembelih kepada H. Masykur yang mendapat tugas untuk menyembelih. Diharapkan daging hewan kurban kali ini bisa sampai ke tangan mereka yang berhak menerimanya. Beberapa hari yang lalu Pesantren Tebuireng sudah memberikan bantuan ke korban gunung merapi melalui LSPT (Lembaga Sosial Pesantren Tebuireng) yang diantar secara langsung. Lebih kurang senilai Rp. 50 juta. Demikian di antara yang disampaikan oleh Gus Sholah.
Panitia kali ini bekerjasama dengan LSPT menyembelih 15 ekor sapi dan 10 ekor kambing. Hal ini menunjukkan Pesantren Tebuireng semakin mendapat kepercayaan dari masyarakat untuk menyalurkan hewan kurban, karena dari tahun ke tahun jumlahnya semakin meningkat. Lebih dari 3.000 kupon diedarkan kepada masyarakat. Untuk menjaga ketertiban mereka akan datang ke Tebuireng secara bergelombang dengan waktu yang sudah ditentukan panitia. Penyembelihan akan dilakukan dalam 3 tahap (hari).
Nyate Bareng Santri
Sementara itu di belakang nampak ribuan santri sedang asyik membakar sate bareng-bareng. Dengan penuh antusias dan bergembira mereka membakar sate meskipun harus berjibaku dengan asap yang tidak menentu arahnya. Hari ini Tebuireng penuh dengan asap. Nampak semacam kuliner ala santri, ada yang hanya berbekal sebotol kecap dan kipas dan sekali mengusap keringat di wajah karena kepanasan. “Nanti saya kalau pulang akan jualan sate di rumah” teriak seorang santri, entah serius atau hanya bercanda.